KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang mana penulis masih diberikannya kesabaran dan ketabahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang telah ditentukan. Adapun
penulis mengangkat judul makalah dengan judul Pemakaian Bahasa, Jenis, Relasi, dan Perubahan Makna.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah hendak memenuhi tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah diberikan guru pembimbing, agar kami lebih memahami
pemakaian bahasa itu. Sebelumnya penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam tulisan yang dibuat oleh
penulis, untuk itu penulis meminta maaf.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun makalah kami demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Sragen, 20 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
2
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................
4
A. Latra
Belakang Masalah....................................................................................
4
B. Rumusan
Masalah...........................................................................................
4
C. Tujuan
Masalah ...............................................................................................
4
BAB II PERUBAHAN
MAKNA.................................................................................
5
A. Pengertian Makna.............................................................................................
5
B. Jenis-jenis
Makna............................................................................................
5
C. Perubahan
makna ...........................................................................................
8
BAB III
PENUTUP.............................................................................................
10
1. Kesimpulan .................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................
10
PERTANYAAN
..................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya makna bahasa merupakan suatu tataran linguistik, semantik
dengan objeknya yakni makna yang berada di seluruh atau di semua
tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis yang
dapat dilakukan serta digunakan. Di dalam kajian atau pembahasan
yang mengenai perubahan makna memiliki bagian-bagian yang harus dipaparkan dan
diselesaikan. Adapun bagian- bagian dari perubahan makna tersebut
yaitu, jenis-jenis makna, relasi makna,dan perubahan makna.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penyelesaian masalah diatas kami membuat beberapa rumusan
masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan makna.
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan
makna.
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah
ini ialah:
1. Untuk mengetahuai apa yang
dimaksud dengan makna
2. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan dan macam-macam perubahan makna.
BAB II
PERUBAHAN MAKNA
A. Pengertian Makna
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) makna yaitu arti, maksud dan
pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Maka dapat
disimpulkan bahwa makna merupakan suatu arti atau maksud terhadap sesuatu yang
akan dimaknai dalam pemakaian makna.
B. Jenis- Jenis Makna
Jenis-jenis makna adalah berbagai ragam makna yang terdapat dalam sebuah
bahasa. Jenis makna menunjukkan adanya perbedaan makna. Makna kata dalam bahasa
Indonesia bisa beraneka ragam karena berhubungan dengan pengalaman, sejarah,
tujuan, dan perasaan pemakai bahasa. Meskipun pemakai bahasa itu beraneka
ragam, namun tetap memiliki makna dasar ( pusat).
Sesungguhnya jenis atau tipe makna memang dapat dibedakan berdasarkan
kreteria dan sudut pandang. Jika berdasarkan jenis semantiknya makna dapat
dibedakan yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Sesuai dengan pembahasan
makalah ini, maka akan kami jelaskan apa itu makna leksikal dan makna
gramatikal.
C. Perubahan Makna
1. Sebab-sebab perubahan makna kata
Adapun sebab-sebab
perubahan makna sebuah kata, yaitu:
a) Perkembangan
dalam ilmu dan teknologi
Perkembangan dalam
bidang ilmu dan kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan makna sebuah kata. Sebuah kata yang tadinya mengandung konsep makna
mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang
dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru, atau teori baru
dalam suatu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam perkembanagan teknologi.
Misalnya, kata berlayar yang
pada awalnya bermakna ‘perjalanan di laut (di air) dengan menggunakan perahu
atau kapal yang digerakkan dengan tenaga layar’. Walaupun kapal-kapal besar tidak lagi menggunakan layar,
tetapi sudah menggunakan tenaga mesin, tenaga nuklir, namun kata berlayar masih tetap digunakan.
b) Perkembangan
sosial dan budaya
Perkembangan dalam
bidang sosial kemasyarakatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna. Sama
seperti yang terjadi sebagai akibat perkembangan bidang-bidang ilmu, dan
teknologi, sebuah kata yang pada mulanya ‘a’ lalu berubah menjadi bermakna ‘b’
atau ‘c’ jadi, bentuk katanya tetap sama tetapi konsep makna yang dikandungnya
sudah berubah. Misalnya, kata saudara dalam
bahasa Sanskerta bermakna ‘seperut atau satu kandungan’, tetapi kini kata saudara juga digunakan
untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap sederajat atau berstatus
sosial yang sama.
c) Perbedaan
bidang pemakaian
Setiap bidang
kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan
digunakan dengan makna tertentu dalam bidang yang bersangkutan. Kata-kata yang
menjadi kosa kata dalam bidang-bidang tertentu didalam kehidupan dan pemakaian
sehari-hari dapat terbantu dari bidangnya: dan digunakan dalam bidang lain atau
menjadi kosa kata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut menjadi memiliki
makna baru atau makna lain di samping makna aslinya (makna yang berlaku dalam
bidangnya). Misalnya, kata menggarap yang
berasal dari bidang pertanian dengan segala macam derivasinya, seperti tampak
dalam frase menggarap sawah,
tanah garapan, dan petani
penggarap, kini banyak juga digunakan dalam bidang-bidang
lain dengan makna ‘mengerjakan’ seperti tampak digunakan dlam frasemenggarap skripsi, menggarap naskah drama, menggarap
generasi muda, dan menggarap usul para anggota.
d) Adanya
asosiasi
Agak berbeda dengan
perubahan makna yang terjadi sebagai akibat penggunaan dalam bidang yang lain,
di sini makna baru yang muncul adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain
yang berkenaan dengan kata tersebut. Misalnya, kata amplop yang berasal dari bidang
administrasi atau surat menyurat, makna asalnya adalah ‘sampul surat’. Ke dalamamplop itu selain bisa
dimasukkan surat, juga bisa dimasukkan benda lain, misalnya uang. Oleh karena
itu, dalam kalimat beri beri saja
amplop maka urusan pasti beres kata amplop disitu bermakna ‘uang ‘ sebab amplop yang dimaksud bukan
berisi surat atau tidak berisi apa-apa melainkan berisi uang sebagai sogokan. Asosiasi
antara amplop dengan uang ini
adalah berkenaan dengan wadah. Jadi, meneyebut wadahnya yaitu amplop tetapi yang dimaksud
adalah isinya, yaitu uang.
e) Pertukaran
tanggapan indra
Alat indra sebenarnya
sudah mempunyai tugas-tugas tertentu untuk menangkap gejala-gejala yang terjadi
di dunia ini. Misalnya rasa pahit, manis harus ditangkap oleh perasa lidah.
Dalam penggunaan bahasa terjadi kasus pertukaran tanggapan antara indra yang
satu dengan indra lain. Rasa pedas, misalnya, yang seharusnya ditanggap dengan
alat indra perasa pada lidah, tertukar menjadi ditanggap oleh alat indra
pendengaran seperti tampak dalam ujaran kata-katanya cukup pedas. Pertukaran alat
indra penanggap biasa disebut dengan istilahsinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani sun artinya ‘sama’ dan
aisthetikas artinya ‘tampak’.
Contoh :
1.suaranya sedap didengar
2.warnanya enak dipandang
Sedap adalah urusan indra perasa tetapi dalam contoh
di atas menjadi tanggapan indra pendengaran, enak adalah juga urusan indra perasa tetapi dalam
contoh di atas menjadi taggapan indra penglihatan yaitu, mata.
f) Perbedaan
tanggapan
Setiap unsur leksikal
atau kata yang sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai makna leksikal yang
tetap. Namun, pandangan hidup dan ukuran dalam norma kehidupan di dalam
masyarakat maka banyak kata yang menjadi memiliki rasa yang “rendah”, kurang
menyenangkan dan ada juga yang memiliki nilai rasa yang “tinggi”. Kata-kata
yang nilainya merosot menjadi rendah lazim disebut peyoratif, sedangkan yang
menilainya naik menjadi tinggi disebut amelioratif.
Contoh :
Kata bini dewasa ini dianggap
peyoratif sedangkan kata istri dianggap ameliortif, katalaki dianggap peyoratif berbeda dengan suami yang dianggap
sebagai amelioratif.
2. Macam Perubahan
1.
Meluas (generalisasi), Cakupan makna
sekarang (kini) lebih luas daripada makna yang lama.
’
Contoh:
Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto. Kata pelayaran dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu layar. Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal bermesin. ’
2. Menyempit (spesialisasi), Cakupan makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu atau makna asalnya.
Contoh:
Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan. Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang berilmu. Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari jenjang strata satu di perguruan tinggi
3. Membaik (Amelioratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada makna kata lama. ’
Contoh:
Anak-anak penyandang tunarungu pun berhak mengeyam pendidikan. Kata tunarungu dirasakan lebih halus dan sopan nilai rasa bahasanya daripada kata tuli.
4. Memburuk (Peyoratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilai rasa bahasanya daripada nilai pada makna kata lama.
Contoh:
Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga. Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar ‘
5. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap. ’
Contoh:
Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk. Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar (telinga) dengan makna merdu. ’
6. Asosiatif, Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh:
Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari sumbangan. Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainya. Berdasarkan persamaan sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Contoh:
Pelayaran ke negara Perancis itu dipimpin oleh Kapten Sugianto. Kata pelayaran dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu layar. Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal bermesin. ’
2. Menyempit (spesialisasi), Cakupan makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu atau makna asalnya.
Contoh:
Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan. Kata sarjana dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang berilmu. Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari jenjang strata satu di perguruan tinggi
3. Membaik (Amelioratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada makna kata lama. ’
Contoh:
Anak-anak penyandang tunarungu pun berhak mengeyam pendidikan. Kata tunarungu dirasakan lebih halus dan sopan nilai rasa bahasanya daripada kata tuli.
4. Memburuk (Peyoratif), Suatu proses perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilai rasa bahasanya daripada nilai pada makna kata lama.
Contoh:
Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga. Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar ‘
5. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan. Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap. ’
Contoh:
Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk. Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang merasakan adalah indra pendengar (telinga) dengan makna merdu. ’
6. Asosiatif, Perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh:
Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari sumbangan. Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainya. Berdasarkan persamaan sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna mengambil sesuatu yang bukan haknya.
3. Penyebab Perubahan Makna
Makna kata dalam sebuah bahasa sering mengalami perubahan (Sudaryat
2008:49). Perubahan itu dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu sebagai
berikut:
a. Faktor linguistik.
b. Faktor historis.
c. Faktor sosiologis.
d. Faktor psikologis.
e. Faktor bahasa asing.
f. Faktor kebutuhan leksem baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makna yaitu arti, maksud dan pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk
kebahasaan. Maka dapat disimpulkan bahwa makna merupakan suatu arti atau maksud
terhadap sesuatu yang akan dimaknai dalam pemakaian makna. Jenis-jenis makna
terbagi menjadi dua bagian yaitu, makna leksikal dan makna gramatikal.
Ada
beberapa macam perubahan makna yaitu : generalisasi,
spesialisasi, Amelioratif, Peyoratif, Sinestesia, Asosiatif.
3.2 Daftar Pustaka
Sudaryat,yayat.
2008. Makna dalam Wacana.
Bandung: Yrama Widia
Chaer, Abdul.
2009. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka cipta
0 comments:
Post a Comment